Pekerja keras dan workaholic memang susah diperbedakan karena ke-2 nya sama berdedikasi tinggi pada kerjanya. Tetapi ke-2 nya memiliki ketidaksamaan dalam menanggapi beban kerja sebagai tanggung jawabannya. Bagaimana dengan seorang yang kerjanya lembur terus atau ketika akhir pekan masih bergelut dengan tugas, apa terhitung pekerja keras atau workaholic?
Berikut ketidaksamaan dari 2 istilah itu
Work Life Balance Biasanya, pekerja keras bisa mewujudkan work-life balance. Mereka mengetahui kapan harus bekerja dan kapan harus istirahat. Oleh karena itu, pekerja keras memakai waktu berliburnya untuk santai. Berlainan dengan workaholic yang saat berlibur, masih bergelut dengan kerjanya.
Konsentrasi Saat bekerja, pekerja keras akan konsentrasi dan kerap tidak ingin terganggu supaya kerjanya cepat usai. Berbeda hal dengan workaholic, mereka kemungkinan serius, tapi sering tidak sadar dan terikut oleh situasi kantor atau rekanan kerja yang menyukai bercakap hingga membuat kerjanya jadi terhalang.
Terus Belajar Seorang pekerja keras akan usaha mengoreksi diri bila sasaran belum tepat. Mereka terus akan belajar untuk capai sasarannya. Tetapi seorang workaholic, umumnya akan berambisi pada kerjanya yang malah akan membuat stress bila sasaran tidak terwujud.
Lebih Efisien Yang paling akhir, bila disaksikan dari waktu pembuatan, pekerja keras semakin lebih efisien mengoptimalkan waktu. Oleh karena itu, kualitas yang dibuat lebih bagus. Meskipun begitu, tidak berarti kualitas dari workaholic tidak baik. Karena, bisa jadi kualitas kerja workaholic tidak kalah baik dibanding dengan sang pekerja keras meskipun kemungkinan tidak seefektif dari pekerja keras.
Top comments (0)